-->

Perjuangan Sultan Trenggono Melawan Portugis

Pada tahun 1522, gubernur Portugis di malaka, Jorge de Albuquerque, mengutus Henrique Leme untuk menghadap Raja Samian (Raja Pejajaran). Portugiss dan Pejajaran sepakat mengadakan perjanjian yang isinya, Portugis diizinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Mengetahui hal itu, maka pada tahun 1526, Sultan Trenggono mengirimkan sejumlah pasukan untuk menduduki Sunda Kelapa. Pasukan ini dipimpin oleh Fatahillah, seorang ulama yang datang dari Pasai ke Demak untuk mengabdi kepada Sultan Trenggono.

Pada tahun 1527, datanglah armada Portugis yang dipimpin oleh Fransisco de Sa dengan tujuan untuk membuat benteng Sunda Kelapa. Demak tidak tinggal diam, aramada Portugis dipukul mundur oleh pasukan Demak. Kemenangan itu dirayakan dengan mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang memiliki makna kemenangan abadi.

Supaya dapat menguasai perdagangan, maka pantai utara, kota-kota pelabuhan dan perdagangan di pantai harus dikuasai. Untuk itu, Fatahillah merebut Cirebon pada tahun 1528 dan kemudian diangkat menjadi raja di Cirebon. Cita-cita Demak untuk menguasai seluruh bandar perdagangan diseluruh Jawa belum berhasil sepenuhya. Di Jawa Timur masih terdapat bandar perdagangan yang dikuasai oleh penguasa Hindu, yaitu Pasuruan dan Panarukan. Oleh karena itu, pada tahun 1546, kedua bandar tersebut diserang. Dalam serangan tersebut, Sultan Trenggono gugur dan pasukan Demak mundur. Dengan demikian, cita-cita Demak untuk menguasai Blambangan pun kandas.






ARTIKEL TERKAIT

No comments:

Post a Comment